baca juga cerpenmu.com

Senin, 25 April 2016

Sahabatku Cintaku ( Katakan Cinta)



" Sudah menunggu lama tuan bawel " suara itu menghentikan lamunanku memandangi langit sore penuh keindahan, pandanganku yang begitu lepas tanpa hambatan apapun membuat jiwaku begitu tenang, dan dia yang aku tunggu sejak  tadi telah hadir dihadapanku dengan seorang cewek cantik yang aku minta maya mengenalkannya padaku, jelas dia lebih cantik dari maya.
" Dika kenalin ini putri teman kuliahku, dan putri kenalin ini dika sahabat terbaikku" kata maya mengenalkan, tak ingin menyia-nyiakan waktu, langsung aku suguhkan  tangan dinginku padanya, aku tak biasa berhadapan dengan cewek cantik kecuali maya, aku memang sangat pemalu dan tidak terlalu berani dengan wanita.
"Sudah jangan terlalu lama pegangan tangannya" cegah maya yang terlihat jeales. Spontan ku lepas tanganku dari nya, putri hanya tersenyum malu. Aku tak berbicara sedikitpun dengan putri.
" Hah" desah maya, gerak-geriknya seakan ingin meninggalkan kami berdua, desah  itu terdengar jelas di telingaku, dia selalu mendesah jika merasa membosankan, dan PDKT kami terlihat membosankan dengan berdiam diri sejak tadi.
" Aku pergi dulu ya " lanjut maya.
" Kau mau kemana mei?" tanyaku.
" E… aku ada perlu sebentar, kalian  ngobrol saja dulu, aku tinggal dulu ya putri" kata maya tersenyum kak dan bertingkah aneh, langkah nya begitu berat di mataku.
" Kalian sudah berteman lama?" Tanya putri padaku. Menghentikan pandanganku pada maya yang semangkin jauh dariku.
" Iya sangat lama, dari kecil sampai sekarang kami selalu bersama, bahkan waktu SMA kami tidak bisa memiliki pacar karna terlalu dekat, kalau pun ada itu tidak berlangsung lama, hah…. wanita mana sih yang tahan melihat kedekatan kami seperti sepasang kekasih, kecemburuan selalu terlihat di mata mereka" ucapku menjelaskan, hal itu mungkin tak di sukai putri, aku malah membicarakan  maya di hadapannya.
" Ya... maya juga saat mengenalkanmu padaku, juga terlalu memujimu, dia bilang kamu sangat baik" kata putri memuji.
"Oh ya...!  Maya  bilang begitu padamu,aku tidak terlalu seperti yang dikatakan maya,  maya tidak pernah berubah dari dulu, selalu melebih-lebihkan"kataku mengelak.
" Oh ya.. Kamu suka nonton? Bagaimana kalau nanti malam kita nonton, apa kamu sibuk nanti malam?" Ajakku.
" Tidak, aku tidak sibuk " jawab nya santai.
" Kamu suka film apa?" Tanyaku padanya.
" Biasalah wanita, tentunya film yang romantis dan penuh drama" jawabnya dengan senyuman kecil diwajahnya.
" Membosankan" ucapku berbisik.
"Kenapa?" Tanyanya.
" Hmm tidak apa-apa. jadi nanti malam aku jemput jam 7, kita nonton film romantic itu."
" Emang kamu tau rumahku?" Tanyanya mengingatkanku.
"Oh iya.. Aku lupa, bagaimana kalau nomor ponsel kamu, nanti aku telepon untuk menanyakan alamatmu." Pintaku.
"Bagaimana kalau nomormu saja, nanti aku yang akan menelponmu." Pintanya kembali.
"Baiklah, tidak masalah.  085372437264" putri langsung mencatat nomor teleponku.
" sepertinya aku harus pergi dulu, kamu tidak apa-apa kalau aku tinggal sendiri." Lanjutku.
" Tidak apa-apa kok" jawabnya kecewa, tak seharusnya aku seperti itu.
Aku melangkah meninggalkannya, aku menghawatirkan maya, kemana dia pergi?.ternyata aku menemukan maya duduk menyendiri di pinggir danau. Sedikit pun dia tidak merasakan langkahku menghampirinya.
" Sedang apa nyonya cerewet?" Aku duduk disampingnya. Dia hanya terkejut melihatku, matanya seperti mencari-cari, menoleh kekiri dan kanan.
" Mana putri? Kenapa kau sendirian?" Tanyanya kebingungan.
"Putri katanya ada urusan penting, makanya aku mencarimu. kau sendiri kenapa pergi dan menyendiri seperti ini? Jeales ya?" Tanya ku memanasinya.
"Tidak! Aku tidak jeales, buat apa aku jeales." Jawab keras maya, kata-katanya begitu tegas, tapi raut wajahnya tampak penuh kebohongan, aku kenal betul bagaimana maya, dia tidak bisa membohongiku. Bibir nya mengatakan tidak jeales tapi matanya mengungkap semua persaannya.
" Oh yeaaaa?" Kata ku mengejek.
" Hmm... nanti malam aku mau jalan sama putri " pancingku.
" Ya sudah, jalan saja sana " ucapnya. kerut wajahnya tampak sedang jengkel, Maya langsung berdiri dan melangkah pergi meninggalkanku.
" Mau kemana? " Tanyaku.
"Mau pulang lah, ini sudah sore, masih banyak yang harus aku lakukan dari pada mendengarkanmu ocehanmu yang gak jelas itu."  jawabnya kesal. Dan melanjutkan langkahnya dengan wajah yang kusut.
" Aku saja tidak pernah di ajaknya jalan, dia malah pamer akan membawa putri jalan-jalan, kapan ada pangeran yang akan datang  menjemputku dan membawaku ketempat yang romantis" ucap maya dalam hati.

Aku memenuhi janji ku pada putri, acara nontonku dengannya berjalan membosankan, dia sangat dingin, tidak seceria maya, namun aku tetap akan meneruskan permainan, aku tidak ingin membuat putri kecewa, kedekatanku dengan putri membuatku harus memulai semua dengannya,, aku semangkin dekat dengannya, dan bukan hanya nonton aku mengajaknya dinner ke mall dan jalan-jalan ketempat yang romantis namun aku tidak melupakan maya yang terus menjauhiku , hingga aku menyatakan cinta pada putri dan putri menerima cintaku yang sesungguhnya tidak pernah aku miliki, tapi aku yakin seiring berjalannya waktu aku bisa mencintainya dengan perlahan. Aku hanya tak ingin merusak persahabatan yang telah aku bangun dengan maya sejak kecil hanya karna aku mencintainya, dan aku yakin maya juga begitu, di hanya menganggapku sebagai seorang sahabat.

Maya mengetahui hubunganku dengan putri, kebahagiaan putri selalu ia katakan pada maya yang menanggapinya dengan biasa saja, hanya senyuman yang berat yang iya beri sebagai ungkapan ucapan selamat kepada putri,  maya tidak memberi komentar sama sekali tentang hubungannya denganku. Disitu tampak jelas bahwa maya memiliki perasaan yang sama dengan putri.

Aku tak ingin maya merasa aku menjauhinya, dan aku tetap bersikap seperti seorang sahabat terbaiknya dan sahabatnya sejak kecil, namun aku merasakan senyumannya padaku tidak seindah dulu, perubahannya terlihat jelas dengan cara dia memandangku.
"Selamat ya dik,aku senang kamu mendapatkan wanita yang tepat, putri adalah wanita yang baik, tolong jangan kau sakiti hatinya, dia sahabatku dik" ucap maya, dia ternyum lalu menangis, aku tak mengerti dengan air mata itu,apakah air mata bahagia atau penyesalan.
Ku usap air matanya perlahan " mei... Kenapa kamu menangis?" Tanyaku padanya.
" Tidak.. Aku tidak menangis, aku hanya bahagia melihat sahabatku bahagia." Jawab maya mengelak, dia mengusap air matanya seketika. Mencoba bersembunyi dari kenyataan.
"Kamu memang sahabat terbaikku mei." Kataku sembari memeluknya.

Hari demi hari kulalui dengan putri, namu aku merasakan hal yang berbeda, semenjak aku dengan putri, aku malah benar-benar kehilangan sosok maya di kehidupanku, aku bingung mengapa jadi seperti ini, bahkan hubunganku dengan putri tak membuat hatiku berpihak padanya,aku bersamanya tapi hatiku tak bisa menerimanya.harapan demi harapan terus aku beri padanya, sampai aku merasa jenuh dengan semua yang aku lakukan, aku tak menemukan kenyamanan sedikitpun bersama putri.karnanya Maya semangkin jauh dariku, seakan maya tak ingin mengganggu hubunganku dengan putri, mengingat kenangan buruk tentang masa lalu saat semuanya kacau karna kedekatan kami.

Kini maya lebih sering menyendiri, Putri melihat maya sedang duduk di tepi danau, berat hati putri ingin menemuinya, sebenarnya putri mengetahui bahwa maya sangat mencintaiku, namun maya selalu menyembunyikan itu semua.
“ maya adalah sahabatku, aku harus berbuat sesuatu untuk membawa kembali senyum di wajahnya.” Gumam putri dalam hati.

Putri semangkin sadar dengan sikapku yang juga dingin terhadapnya, aku bahkan kadang menganggapnya tak ada meski dia di sampingku. perasaanku bimbang aku tak mau mengambil keputusan yang salah lagi, aku sudah bermain dan aku harus mengakhirinya, namun aku harus bagaimana? Apakah aku harus mengatakan pada putri bahwa aku tidak mencintainya? Dan  aku mencintai maya? Tentu putri akan sangat kecewa mengetahui hal itu, lalu apakah aku harus terus memakai topeng dan  membohonginya dengan terus berpura-pura mencintainya?  tentu putri akan lebih sangat-sangat kecewa? jika aku terus berbohong pasti akan ada kebohongan lagi, tapi sampai kapan aku akan bertahan. kebodohanku dan ketidak beranianku menyatakan cinta pada maya membawaku ke jalan yang salah, bahkan aku tidak tau bagaimana perasaan maya terhadapku. Namun aku harus tetap mengambil keputusan.

Malam ini begitu berbeda, tak biasanya bintang tak menunjukkan keindahannya, dan bintang yang berada di sampingku juga  terlihat berbeda, tak ada senyum diwajahnya sejak tadi. Ini saatnya aku mengatakan yang sejujurnya pada putri, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, semoga putri dapat memahaminya dan menerima semua kenyataan.
" Putri..? Aku mau ngomong sesuatu padamu." Kataku yang duduk penuh dengan kegelisahan, Kata-kataku sangat meragu. Aku harus bersikap tenang, putri juga akan menerima semuanya jika aku menjelaskannya dengan baik.
" Bicara saja dik?"
" sebelumnya aku minta maaf, Aku mau bilang….."
" Kamu mau bilang kalau kau mencintai maya kan?" Potong putri, aku terdiam heran, ternyata nalurinya sudah bekerja sejak lama.
" Maafin aku put? Aku udah coba untuk merubah semua perasaan di hatiku, tapi.."
" Sudahlah dik, aku mengerti kok dan Aku paham dik... ragamu memang bersamaku, tapi tidak dengan hati dan pikiranmu, semua itu sangat jauh dariku,bahkan aku tak bisa merasakan cintamuuntuku,  aku memang sangat mencintaimu dik, tapi keegoanku akan merusak persahabatanku dengan maya, maya itu sahabatku dik, dia sudah cukup banyak  membantuku,ini saatnya aku membalas kebaikannya, dan  seharusnya kamu tidak menyia-nyiakannya sejak dulu dik, semua tergantung padamu, jika kamu terus menunda kamu akan semangkin kehilangannya." Matanya mulai berkaca menjelaskan hal itu, putri seakan begitu kecewa, tapi batinnya akan lebih tersiksa jika ia tetap menginginkan aku, karna dia akan melukai maya sahabatnya, baginya sahabat itu lebih penting dari pada pacar.
" Hah.." Desahnya,desah nafas itu  seperti menahan luka yang amat sangat dalam. " Dik,? Kamu harus menemuinya dan yakinkan hatimu untuk mengungkapkan isi hatimu padanya, aku juga yakin dia memiliki perasaan yang sama." Kata putri sembari memegang tanganku.
" Makasih put...sudah mencintaiku dengan tulus, kamu wanita yang baik, kamu akan mendapatkan lelaki yang baik yang tulus mencintaimu dan tidak seperti aku." Ucapku meyakinkannya. Kuletakkan tanganku di atas tangan yang sedari tadi memegang tanganku.perlahan kulepas tangannya kupeluk tubuhnya mungkin untuk terakhir sebelum aku benar-benar pergi meninggalkannya dan  menemui cinta sejatiku. Langkahku mulai meninggalkannya, putri hanya tersenyum berlinang air mata melepas kepergianku.

Maya terlihat duduk menyendiri di depan rumahnya, terlihat mendung diwajahnya, di pandangnya langit yang indah meski tanpa bintang, baginya bintang itu hanyalah figuran, figuran itu jarang terlihat,  dan langitlah pemeran utamnya matahari sebagai pemeran kedua dan bulan sebagai peran pembantu, sejak dulu maya tidak pernah mau menjadi bintang, dia ingin menjadi langitnya yang selalu terlihat meski di selimuti tebalnya awan.

 aku seakan ragu untuk menemuinya, “ Haaaah ” ku tarik napas sepanjang-panjangnya, dan ku yakinkan diri untuk melangkahkan kaki menuju cinta sejati.
" Hai nyonya cerewet?" Sapaku. Aku duduk di sampingnya, tak sedikitpun dia menoleh kepadaku.
" Ada apa tuan bawel?" Sedikit dia melirikku dengan senyuman kecil di wajahnya. Dia tak ingin menunjukkan kekecewaannya padaku.
" Aku... aku Menyayangimu mei" ucapku serius. Ku pegang erat tangannya, dia hanya tersenyum. Senyum itu penuh kekecewaan.
" Aku juga menyayangimu, kamu kenapa sih, pertanyaanmu aneh," katanya yang menyulitkanku, seakan dia ingin aku memperjelas maksudku.
"Aku serius!"
Dia tertawa kecil " Jadi kau kira aku bercanda, aku juga menyayangimu dika"
" Aku mencintaimu maya?" Ungkapku, Ku lepas genggamanku, ku pegang kedua bahunya dan ku hadapkan dia  tepat di hadapanku, mataku terus memandang matanya yang terus menghindar.
" Kita bersahabat sudah lama dik, sejak kecil. Dan sejak kita SMA, aku sudah memutuskan bahwa diantara kita tidak akan perna terjadi apa-apa, aku hanya akan  menganggapmu sebagai sahabat, tidak lebih dik. Dan aku merasa kamu juga begitukan?.” Tanya maya setelah menjelaskan, aku terdiam mendengar penjelasannya, aku tak menyangka dia berkata seperti itu. “kenapa kamu tidak pernah mengungkapkan isi hatimu sejak dulu. Kini aku hanya bisa  menganggapmu sebagai sahabatku, sahabat terbaikku. Dan aku mencintai orang lain dik, maafkan aku" jelasnya. Aku begitu kecewa, mataku berkaca dan hatiku terasa sakit, aku mulai menyesalinya, aku tak butuh penjelasan lagi dari nya, yang aku butuhkan sekarang adalah, bagaimana cara ku melupakannya,dan menerima kenyataan bahwa aku telah kehilangannya.
“ selamat ya mei semoga kamu bahagia dengannya.” Ucapku sembari aku berdiri dan melangkahkan kakiku dengan berat  hampir meninggalkannya. Air mataku mengiringi jejak langkah yang terasa hampa.
" Hei bodoh.." Suara itu terdengar jelas di telingaku.
" Hanya seperti itu! dasar lemah. Kau tidak mau memperjuangkanku? sebatas itukah cintamu? itu yang dikatakan cinta Dengan membiarkanku menikah dengan orang lain?" lanjutnya, langkahku terhenti, aku tak mengerti apa maksudnya.
" Kau juga tidak mau tau siapa yang aku cintai? biasanya kau selalu kepo padaku" langkahnya mulai mendekatiku, terasa jelas di belakangku.
" Aku sudah kalah mei, dan sekarang aku akan pergi, tidak ada yang harus aku perjuangkan lagi, harusnya sejak dulu aku memperjuangkannya, bukan sekarang mei, sekarang sudah terlambat, biarlah ini jadi pelajaran untukku agar tidak menunda-nunda mengatakan cinta padamu." Ucapku mengeluh. Langkahnya mulai menghampiriku, dan dia berdiri tepat dihadapanku, air matanya menetes membasahi pipinya.bahkan aku tak sanggup menatap matanya.
" Aku juga mencintaimu dik, sejak dulu sejak kita SMA, dan aku sudah menunggu saat-saat seperti ini"ungkapnya. Matanya begitu tulus menatapku, matanya berbinar  seakan ingin tumpah membasahi bumi.
" Tapi kau tak pernah peka, kau selalu saja seperti orang bodoh" lanjutnya. Aku terkejut mendengar pengakuan nya, kembali ku beranikan diri menatap matanya yang berlinang air mata.
" Kenapa kau diam saja, apa kau tidak ingin memelukku dan mengatakan kalau kau sangat mencintaiku." Air mataku menetes tak tertahan.aku memegang kedua tangannya. " Aku mencintaimu maya, sangat mencintaimu, kau mau menjadi pendamping hidupku, dan menjadi bintang dihatiku" ungkapku.
"Tidak dik, aku tidak mau menjadi bintang mu, aku akan menjadi langitnya." Gurau nya. Sembari aku memeluknya.
" Berarti kau pemeran utamanya dong,tidak bisa begitu, Aku pemeran utama kau pemeran keduanya nyonya cerewet." Kataku menentang. Kulepas pelukanku, kuhapus air matanya dengan jemariku.
" Iyalah tuan bawel, aku jadi mataharinya saja pun tidak apa-apa, asal tetap di bawah langit ya dank au harus menjagaku." Ucapnya, sembari aku memeluknya kembali. " Iya nyonya cerewet aku akan selalu menjagamu.” Terlihat seorang gadis di seberang jalan yang sedari tadi memperhatikan aku dan maya, maya yang melihat nya dengan jelas hanya tersenyum, gadis itu pergi sembari membalas senyuman maya, ia merasa yang dilakukannya adalah hal yang benar dan  hatinya merasa lebih lega melihat kami bersama. Dengan menemui maya di tepi danau, putri sudah menjelaskan semua pada maya, bahwa aku sangat mencintainya bukan putri,dan putri meminta maya untuk bersama denganku, namun maya menolak permintaan itu, maya tidak mau menyakiti putri, tapi putri akan lebih tersakiti jika terus tertawa di atas penderitaannya.
“ aku ikhlas mei… persahabatan kita lebih berarti, kau adalah sahabat terbaikku mei” jelas putri.
“ terima kasih put… kau juga sahabat terbaikku” Putri memeluk maya dengan kasih sayang seorang sahabat.

Arti sebuah persahabatan itu membuka mataku dengan lebar, bahwa akulah penyebab semuanya.
Kini aku sadar jika cinta harus di ungkap bukan untuk di pendam, Selama kita memendam selama itu juga kita tidak akan pernah tau perasaannya, katakanlah apapun yang akan terjadi, kejujuran itu lebik meski pun pahit.
Dan jangan pernah memaksakan persaanmu, jangan pernah membohongi cinta, karna itu akan menyakitimu dan orang yang kamu cintai.

 Tamat.

Tanya saja mbah google





Malam ini tepat malam jum'at kliwon, dika, aldi, dindan dan via sudah siap untuk bermain jelangkung di samping pemakaman umum yang terkenal angker, bunyi suara burung gagak membuat bulu kuduk mereka merinding, perasaan ragu menyelimuti mereka kecuali dika yang terus berkeras akan bermain jelangkung. langkah mereka menuju ke arah pemakaman itu terasa berat,dan lambat mungkin lebih lambat di banding pengantin baru.
" Kalian sudah siap semua, disini tempat kita akan bermain jelangkung" Ucap dika.
" Emang tidak ada permainan lain ya dik," kata dinda ketakutan, tangan nya memegang erat baju aldi.
" Jangan tarik-tarik dong!" Kata aldi kesal.
" Siapa juga yang mau lari" ucap dinda, telinganya yang sedikit bermasalah tentu akan menyulitkan mereka.tapi itu hal yang biasa bagi mereka.
" Jangan tarik-tarik " ulang aldi, bibirnya kini terlihat jelas menyebutkan kata-kata itu.
" Aku kan takut al." Ujar dinda.
" Kalau kau takut, pulang sana main barbie." Ledek aldi. Aldi mencoba melepaskan tangan dinda yang menarik bajunya.
" Sudah jangan ribut nanti orang kuburan terbangun." Kata via yang juga merasakan bulu kuduknya merinding.
" Sudah-sudah! Mana boneka yang aku suruh kau membuatnya."Pinta dika pada aldi. Aldi mengeluatkan sebuah boneka barbie milik dinda. Tanpa melihatnya terlebih dahulu, matanya lebih tertuju pada sekelilingnya.
" Apaan ini? Kau kira kita mau mengundang makhluk seperti dinda" ucap geram dika.
" Itu yang ada dik, pakai itu sajalah, itukan keren boneka jelangkung keluaran terbaru." Ucap aldi. Mau tak mau dika harus memakai boneka barbie itu. Tangan mereka semua saling tehubung satu sama lain.
Mata mereka terpejam " Jelangkong jelangset, enggkong-enggkong pakai manset" ucap diki membaca mantra.
" Jelangkung jelangset, makan kangkung diatas keset" lanjut aldi.
" Jelangkung jelangset, aku di tikung temang senget." Lanjut via. Dinda tak melajutkan mantranya, keheningan saat terasa kala itu, aldi menyikut tangan dinda, namun dinda tetap tidak sadar.
" Apaan? Jangan senggol-senggol deh." Ucap dinda.
" Mantranya, dinda." Jelas aldi, mengatakan tepat di telinganya.
Dinda mengangguk, itu artinya dia paham.
" Ayo kita mulai, siapa dulu nih yang baca mantra."
" Ini giliran kau dinda." Lagi-lagi aldi harus berbicara di telinga dinda.
" Giliranku ya.. Hah." Desah dinda. " jelangkung jelangset, disini ada pesta, datang naik mobil pulang kami begal"
  Wussshhhh wussshh tiba-tiba angin berhembus begitu kencang,menembus pori-pori mereka, boneka yang terletak di hadapan mereka terasa bergerak dengan sendirinya.
Tiba-tiba aldi kesurupan, matanya melotot,tangan nya begitu tegang dan suara teriakan terdengar jelas di telinga mereka. " Hahrk... Haaahk hahk.. Uhuk... Uhuk uhuk ...ada apa kalian memanggilku, kalian tidak tau aku sedang sakit haaahrk haaahrkk uhuk.."
" Maafin kami bah. Telah mengganggu waktu istirahatnya." Kata dika memohon.
" Jangan panggil embah, saya ini masih muda, panggi om."
" Baiklah bah, eh om bah." Kata dika ketakutan.
" Apa bedanya ombah sama embah bego.
 Ah sudah lupakan saja, sekarang katakan ada apa." Tanya ombah itu.
" Begini om, kami ingin menanyakan tentang bagaimana cara menjadi seseorang yang berguna." Tanya dika.
" Hhhmmmrrr sebentar, saya tanyakan dulu sama atasan saya, yang tau segalanya,"
" Siapa itu mbah, eh om."Tanya dika.
" Dia adalah mbah google, hehehehehe, wkwkwkwk uhuk.. Uhuk."
" Mbah google? Berarti ombah browsing dong." Tanya via, yang dari tadi hanya terdiam.
" Mbah itu ngomong apa sih, aku gak ngerti" sambut dinda.
" Hehehe yo'I coy,  om pakai Wifi, biar lancar, Btw cewek cantik ada pin BB." Tanya ombah.
" Ada om, 2EF23D" clung clung nada suara bb via berdering, tertulis ciie setan Gaul "ping".
" Cepat banget Mbah" tanya via heran.
" Oh.... Tentu Om kan pakai, smartfrend 4G LTE jaringan cepat anti lelet, kamu yang mukanya bego punya PIN BB." Tanya ombah pada dinda.
" Ikan Lele? Apaan sih ne dukun, malah nanyak Ikan lele sama ku." Jawab dinda.
" Pin BB, budek kamu ya" tanya kembali ombah.
" Gila nih setan, baru kali ini ada setan ngeselin, aku gak tau harga ikan Lele."
" Mbah udah gak usah di ladeni, dia memang budek," jelas dika.
" Om harus pergi dulu, istri om nungguin dirumah, kalian ada yang mau ikut?" Ajak ombah.
" Tidak mbah terima kasih, mengenai pertanyaan kami tadi mbah."
" Tanya aja sama mbah google, ilmunya lebih tinggi dari pada saya, hehehehe, wkwkwkwk uhuk.. Uhuk." Wussh wussshhh angin kembali bertiup kencang, aldi tersadar, dika mengambil air putih lalu aldi di sembur. " Gila lu dro, kenapa kau sembur aku?"
" Biasanya seperti itu, kalau kesurupan," jawab dika.
" Emang aku kesurupan setan apaan sih," tanya aldi.
" Setan aneh! Sudah ayo kita pulang," ajak dika. Clung clung nada dering BB via berbunyi.
" Beiib... Yuhu... Kapan kita diner, nanti om jemput ya" pesan ciie setan gaul di BBM via.
" Tidakkkkk" teriak via.
" Hahahaha selamat ya via, dapat gebetan setan gaul sekarang" ledek dika.

Ada Sinar Mentari Dikala Hujan



Ada sinar mentari di kala hujan Part 1
Penulis : Bastian Samosir



Reza asli orang batak, tapi dia tidak bisa  bahasa batak, lidahnya kaku kalau mengucapkan bahasa itu, dia lebih terbiasa dengan  bahasa indonesia. reza mempunyai history kisah cinta yang sangat menyedihkan, setiap pacaran selalu di selingkuhin, apa karna dia miskin, dan tidak punya apa-apa, sudah miskin tidak punya apa-apa lagi!, kasian-kasihan-kasian. Ups tapi tunggu dulu, tapi reza cukup populer di kelas bahkan di sekolahnya sebagai pelajar yang pinter dengan semua pelajaran khususnya komputer dan reza juga ketua osis, jadi teman-temannya kalau udah pelajaran tekhnik komputer selalu " reza ganteng ini gimana sih? eh reza kamu kan pintar tolongin aku donk?" begitulah mereka kalau ada maunya, bawaannya muji terus. reza memiliki seorang  pacar namanya lili,siswi cantik duduk di bangku sekolah kelas XI sama seperti reza, hanya saja lili jurusan akuntasi, tapi saat pacaran dengan lili dan lili tau  kalau reza itu hanya orang miskin dia langsung selingkuh, dasar wanita!
Sejak saat itu reza belum kepikiran untuk pacaran lagi, karna menurut reza wanita itu semuanya sama, hanya memandang materi saja.

Tapi hatinya menjadi cair dan melupakan kata-kata itu saat melihat sesosok wanita cantik berwajah teduh lewat di hadapannya, dia adalah vita wanita yang lemah lembut, senyumnya bagaikan pabrik gula!! muanis... banget, matanya bagaikan sinar lampu LED yang biasa reza rangkai hingga bercahaya, tapi kerap jadi bahan usilan sama teman-temannya, karna keluguannya dan terlihat sombong, angkuh dan kurang bergaul dengan yang lain, tapi hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi reza untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan vita.

vita adalah murid baru, dan dia sama seperti reza namun vita berdada di jurusan administrasi, vita sudah 1 bulan sekolah namun reza belum berani untuk menyapa atau memperkenalkan diri pada gadis ABG itu.

Saat jam istirahat vita lebih memilih di kelas dari pada ke kantin,  kebetulan bu aisyah guru matematika masih berada di kelas itu bersama vita, bu aisyah terlihat sedang membereskan berkas-berkas pentingnya, jadi ada alasan untuk masuk ke kelasnya vita, bu aisyah seorang guru matematika yang kejam, tapi tidak masalah bagi reza demi untuk masuk kekelas nya vita, reza rela melakukannya.

Tokk….tookk..toookkk

" permisi buk, boleh saya masuk" pinta reza. Suara reza terdengar seperti takut dan ragu.

" ya silahkan!!” jawab simple bu aisyah.
“syukur lah ia mengijin kan aku masuk” gumam reza dalam hati, perlahan reza mendekati meja bu aisyah.
" bu...?"  reza menghentikan kata-katanya.
“ ada apa reza?”
"hmm… ibu tidak kekantin...? reza berharap bu aisya kekantin setelah ia berkata begitu.

" kamu gak liat saya lagi ngapain" kata bu aisyah sambil menyibuki dirinya dengan kertas-kertas yang reza rasa tidak terlalu penting dibandingkan dengan perutnya.

"Owh maaf bu, tadinya saya pikir, saya bisa ajak ibu kekantin" reza sangat merasa malu dengan vita yang dari tadi memperhatikan kelakuan konyolnya itu.
" kamu ajak aja vita, pasti dia belum makan,Iya kan vita? Ujar bu aisyah
vita bingung harus jawab apa. Vita menggeleng kaku." hmm belum bu..?” jawab vita dengan malu-malu dan suara lembut nya itu kembali Membaut ku tersenyum.
" ya sudah sana, mumpung ada yang gratis" gurau bu aisyah.
perlahan reza mendekati meja vita " ayo ke kantin dengan ku vita.??"
"baiklah" kata vita dengan suara yang amat sangat lembut

Meski tidak sesuai rencana, tapi reza senang meski pun terlihat konyol, semua yang di lakukan reza semata-mata demi cinta, tapi reza bingung, mengajak vita ke kantin sementara uangnya saja tidak lah banyak “ hemm, vita kamu kekantin duluan ya, aku mau ke kamar mandi sebentar" kata reza padanya " ya sudah, aku tunggu di kantin ya" kata vita sambil berjalan ke kantin sendirian.
tanpa berlama-lama reza kemar mandi dan hanya untuk melihat sisa uang yang ia miliki, ternyata masih tersisa 15 ribu lagi, reza rasa itu cukup. Jika hanya memesan 2 porsi nasi goreng, reza langsung menyusul vita, dan tak mau membuatnya kecewa karna  menunggu terlalu lama, mengingat ini ngedate konyol pertamanya.
" sorry vita, agak lama ya? soalnya tadi di toilet macet banget” kata reza mengeluh.
" gak kok, gak apa-apa lagi" jawab vita santai.
" mau pesan apa ?” Tanya reza padanya.
" hmm apa aja deh, samain aja sama kamu" jawab vita dengan malu-malu.
" tunggu sebentar ya ku pesan dulu” kata reza. Beberapa langkah harus di lalui reza karna lokasi mereka di paling sudut kantin, agar vita tidak tau apa yang di pesan reza, reza memesan dengan suara pelan, “buk apa menu yang paling murah?”
" kamu ini mau nya yang murah aja, ya udah tunggu aja di situ nanti di antar" kata ibu kantin yang cerewet lagi bawal itu.
"ehh tunggu dulu buk, apa menunya, dan berapa harganya" tanya reza masih dengan suara berbisik, reza takut uangnya kurang, bisa malu abis reza sama vita.
" nasi goring!!! harganya 8 rb!!!" jelas ibu kantin itu.
“Nasi goring.?? Apaan tuh buk?” Tanya reza dengan bingung. Baru kali ini reza mendengar  ada nasi goring.
“ kalau nasi goreng 12 ribu, kalau goring 8 ribu, rasanya sama kok” jawab bu kantin dengan nada nya sepertinya tidak serius.
" ya udah deh boleh juga itu nasi goring nya 2 porsi,cepat ya buk, laper nih" keluh reza.
reza  kembali ke meja vita yang se dari tadi sendirian.
" oh ya kita belum kenalan" ujar reza, sambil mengulurkan tangan ke arah vita.
" aku sudah kenal kamu, kamu ketua osis kan?” “owh.. kamu dah kenal aku ya" smbil menyembunyikan tangan yang sudah terlanjur di suguhkannya.
“ iya… aku memang anak baru disini, tapi aku sadah cukup mengenali karakter-karakter siswa-siswi disini, termasuk kamu, dan semua laki-laki disini gemar mempermain kan wanita, menjadikan wanita lemah seperti aku, hanya sebagai bahan usil dan bahan tawaan bagi mereka, ku harap kamu tidak begitu"jela vita, dengan tetap tersenyu.

“hmm… tapi aku belum tau siapa kamu?” reza kembali mengulurkan tangan nya kearah vita.
“ nama ku novita sari, panggil aja vita” jawab vita sambari membalas uluran tangan reza.
" ngomong-ngomong kamu tinggal dimana?" Tanya reza padanya.
" aku kost di belakang sekolah ini" sedikit senyuman di lontarkan reza kepadanya,
" kenapa tersenyum" kata vita sambil menatap tajam mata reza.
" enggak, gak apa-apa." padahal aku senang, karna vita kost dekat dari sekolah jadi bisa sering-sering main ke tempat kostnya( kata reza  dalam hati)
Tak lama pesanan reza pun tiba. " minum nya apa dek?” Tanya wanita setengah tua itu, sejenak reza terdiam dan berfikir
" vita kamu mau Es?”
" enggak aku gak biasa minum es, air putih aja buk"
syukur dia tidak minta es..
" ya sudah bu air hangat saja 2 ya buk".

setelah selesai makan, reza terlihat bingung, “ ibu kantin tadi bilang nasi gorengnya harganya 8rb, berarti aku kurang seribu dong, mampus ini " gumam reza dalam hati.
 “kamu kenapa za..???” tanya vita. Reza menggeleng.
“ gak apa2 vit, aku bayar dulu ya” jawab reza, yang terasa aneh di mata vita.
“buk....???" nada merayu pun kerap menjadi jurus reza. "apa!! mau hutang lagi" jawab keras ibu kantin, “mak jang kejam kali ibuk ini bah” bentak reza dalam hati.
"bukannya gitu buk,sebenar nya begini buk, terkadang saya merasa sedih buk, saya harus banyar kost, belum lagi uang sekolah, dan tadi saya harus bayar parkir, dan ibu saya sekarang sedang sakit buk, saya sedih buk” kata reza mengeluh.
” Jadi intinya kau mau hutang lagi!!” bentak ibu kantin itu, matanya bu kantin itu melotot seakan mau keluar dari sarang nya, namun reza tetap berkata lembut. “enggak kok bu, Cuma uangnya kurang seribu, bisa ibu duluan kan pakai uang ibu yang seribu ini saja" masih dengan nada merayu, reza hanya berharap ibu kanti itu tidak marah.
" Hmmm.... kurang ya" ibu itu tersenyum, reza menghela nafas perasaan reza sedikit tenang. " yang kemaren-kemaren pun kurang ini kurang lagi, kau pikir ini kantin punya nenek moyang lho" teriak ibu kantin, membuat semua orang, menghentikan aktivitas nya, termasuk vita,yang mendengar jelas pertengkaran itu, vita langsung mendekati reza. " sudah buk, emang kurang berapa?" kata vita sambil mengeluarkan uang nya. " sudah vita gak usah" larang reza, reza jadi merasa malu sama vita.
" 3rb" jawab ibu kantin itu.
 " ya udah ini buk" vita mengeluarkan uang seratus ribu, reza pun sedikit tercengang. dan ibuk kantin tersenyum malu.
" ibuk gak ada kembalian nya dek" ujar wanita bawel itu.
" ya sudah ibu pegang aja, lain kali kami makan disini lagi, ayok za kita pergi" kata vita sambil meninggal kan kantin.
mereka kembali ke kelas masing-masing sampai di depan kelas vita.
" maaf ya vit, atas kejadian tadi, aku jadi gak enak sama kamu, hah… harus nya aku gak sepede itu ngajak kamu tapi gak punya uang" kata reza mengeluh.
Vita tersenyum cantik padanya.
" ya, gak apa-apa za..?? tapi makasih juga lho" reza jadi bingung, apa yang membuat nya berterima kasih padanya.
" atas apa?" gumam reza, reza bertanya serius padanya.
"ya setidak nya hari ini, ada orang yang rela membuat kekonyolan hanya untuk aku, aku senang" vita tersenyum dan masuk kedalam kelas nya. reza terdiam tak berkata melihat senyumannya.

reza sangat senang dengan kehadiran vita di sekolah ini, hari demi hari vita dan reza semangkin sangat dekat, dan vita juga mengetahui bahwa reza hanya pemuda biasa, sementara vita terlahir dari pengusaha kaya namun hal itu tak membuat vita menghindari reza,
“ meski aku punya banyak sekali uang, namun aku tak mendapat kebahagiaandari orang tuaku,  orang tuaku pisah sejak aku masih kecil, dan aku hanya tinggal dengan ayah ku yang, hmm kamu tentu tau bagaimana kasih sayang seorang ayah, tentu tidak seindah kasih ibu, kamu harus bersyukur masih memiliki ibu yang selalu ada untuk mu, meski ibuku masih hidup tapi dia sudah tidak ada lagi dalam hatiku, dia pergi meninggalkan aku dan tak pernah mencariku, dia tak pernah merindukan aku, bahkan jika aku mati mungkin dia tidak bakal hadir di pemakamanku” tutur vita menjelaskan.
“kamu tidak boleh berkata seperti itu vita? Bagaimanapun dia ibu kamu, ibu yang mehirkan kamu, kamu harus kuat menjalani hidup ini, aku akan selalu ada buat kamu” Jelas reza mearyu.
vita tersenyum “ kata-katamu itu, awas kalau kamu ninggalin aku ya, aku cari kamu kemanapun kamu pergi” gurau vita, sambil tertawa riang. Spontan vita menghela napas panjang “ hah…kamu janji ya gak kan ninggalin aku, Cuma kamu yang ngerti aku reza, kamu sahabat terbaikku” ujar vita.
“iya vit. . . aku akan menjagamu.” Kata reza yang dari tadi memandangi keriangan vita sebenarnya tidak seriang itu.

bagi vita kebahagiaan itu lebih penting dari pada harta dan vita mendapatkan kebahagian itu dari reza, reza sangat baik dan kerap membuat vita tersenyum dengan lelucon-lelucon yang kadang tidak masuk di akal, kata-kata vita membuat reza sangat terharu di balik canda tawa dan kegembiraan di wajah nya, ternyata banyak tersimpak duri-duri luka yang menusuk batin nya.

“ sudah jangan seperti itu ngeliatinnya, aku tidak mau kamu kasihan dengan ku.” Gurau vita
reza hanya terdiam dan tersenyum.
Teettttt….tetttt…teettt bel tanda istirahat telah usai.
“ ayo masuk kelas, aku tidak mau bu sarah menegurku kalau aku telat, bisa habis satu mata pelajaran karnanya.” Gurau vita, reza masih tersenyum kecil kata-kata vita masih melekat erat di pikiran nya bahkan menusuk langsuk ke uluh hatinya.

“ vita tunggu!!”
“ ada apa reza?”
“ setelah pulang sekolah nanti kamu ada acara? Eee. .  aku hanya ingin…. Jalan dengan mu nanti, kamu bisakan? Ee tapi kalau kamu sibuk juga tidak apa-apa kok” pinta reza penuh harapan.
“ reza?? Tentu aku mau, dan tidak ada alasan bagi ku untuk menolak cowok sebaik dirimu” kata vita dengan senyuman termanis yang pernah reza lihat.
“Nanti siang aku tunggu di taman ya.” Kata reza sembari membalas senyuman vita, vita hanya selalu tersenyum melihat tinggkah reza yang menurut nya itu suatu kebahagian yang tulus yang ia dapat dari reza.

melihat vita hari ini, reza tak menyangka kenapa vita bisa jadi bahan usilan, padahal vita dewasa menghadapi semua masalah di kehidupannya, belum ada cewek disini sekuat dan setegar ia dia disini reza selalu ingin menjaga nya dari segala hal yang menyulitkan nya, terutama teman-temannya.

Saat melewati ruang guru? Di ruang guru ada guru bahasa indonesi, kalau ngomong suka pakai bahasa baku yang rumit, kadang reza bingung guru itu, semua serba rumit jika berbicara dengan nya. “ permisi bu, boleh saya masuk” pinta reza” ya silah kan wahai anak muridku yang baik hati, rajin dan tidak sombong dan nada gerangan apa dikau mencari ibu" reza langsung masuk dan duduk di depan bu sarah “bu saya mau bertanya" sebelum bel di bunyikan reza menyempatkan untuk berdialog dengan bu sarah, " kalau kamu mau bertanya, silahkan murid ku, ibu akan menjawab sebisa dan semampu ibu, dan ingat yang ibu jawab itulah kemampuan ibu, dan yang tak bisa ibu jawab itu di luar kemampuan ibu, dan sekarang kamu mau nanya apa" reza tercengang. " enggak, gak jadi buk, lain kali aja, kalau waktu saya banyak, permisi buk" untuk bertanya sama bu sarah, butuh waktu banyak, pulang sekolah musalnya, kalau waktu istirahat, bisa gak kelar, satu pertanyaan jawab nya bisa setengah jam.

" baik anak2 sekarang kita masuk kepelajaran ibu yang kemaren, yaitu puisi, apa itu puisi, ada yang bias menjawab..!!!!" tanya bu sarah pada murid nya. " gak boookkk...." jawab serentak murid buk sarah, termasuk aku yang tak mau panjang lebar dengan nya. " bagus.... jadi kalian gak tau gimana cara membuat puisi, sama! saya jga tidak tau, tapi karna kalian mau tau, maka dari itu saya akan beri tau apa yang tidak saya ketahui, yang tidak saya ketahui adalah mengapa kalian bias tidak tau sementara saya juga tidak tau, jadi siapa yang akan memberi tau.”
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella dalam pengertian modern dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal” “Stoooopp!!!!” teriak bu sarah menghentikan penjelasan reza, “ itu terlalu panjang reza. “ ada yang bias menjawab nya lagi?” Tanya bu sarah
“ cerpen itu adalah cerita pendek bu” kata salah seorang murid di sudut ruangan.
“ iya benar sekali, cerpen itu adalah cerita pendek”
“ otak nya pendek bu” kata reza berbisik.
“ kamu bicara apa reza, kamu pikir saya tidak dengar?”
“ tidak buk saya tidak bicara apa-apa”.

saat bel tanda berkhirnya semua pelajaran hari ini di bunyikan reza sangat riang sekali, reza menunggu vita di depan pagar sekolah, namun vita tak juga muncul, tak mungkin vita membohongi reza, vita pasti masih di dalam pikir reza, namun saat semua sudah pulang dan sekolah tampak sunyi tak juga ia melihat vita, tersisa satu murid lagi yang belum pulang dan itu adalah teman sekelas vita namun ia bilang vita sudah pulang terlebih dahulu sebelum bel di bunyikan, entah apa yang membuat vita pulang sebelum waktunya, reza menyinggahi kostnya vita, karna hanya ada satu kost buat cewek di belakang sekolah, manun ibu kost itu bilang vita sudah pergi dengan seorang lelaki tua berambut putih dengan mengendarai mobil mewah, tapi ibu kost itu tidak tau kemana orang tua itu pergi membawanya, ada kemungkinan kalau itu adalah ayah vita, tapi mengapa ia menjemput vita pada saat jam pelajaran berlangsung? Apa yang sebenar nya terjadi dengan vita? Apakah ada urusan keluarga atau ada hal buruk menimpanya, lalu bagai mana dengan janji vita saat pulang sekolah? Tentu janji itu tidak ada di pikiran reza saat ini dan  semoga tidak terjadi apa-apa pada gadis pujaan nya itu.






Ada sinar mentari di kala hujan Part 2
Penulis : Bastian Samosir

Sudah tiga hari vita juga belum masuk kelas, reza coba bertanya paa wali kelas vita, namun wali kelas vita tidak memberi sedikit pun komentar, hal itu membuat reza curiga, seperti ada yang di sembunyikan dari vita, bukan hanya pada reza melainkan pada semua siswa di kelas nya. Tentu hal itu membuat reza sangat khawatir dan segera ingin tau bagai mana kaeadaan vita saat ini.
“ Tolong bu... beritahu saya di mana vita sekarang, dan apa yang terjadi dengan nya? sejak saat itu tidak ada kabar dari nya, tidak mungkin pihak sekolah tidak mengetahui hal ini, tentu nya dia punya alasah mengapa pergi saat pelajaran sedang berlangsung” Tanya reza dengan tegas
“ maaf nak reza, ibu belum bisa memberi tau hal ini kepada nak reza, karna ayah nya meninta pihak sekolah untuk tidak memberitahu kepada semua murid termasuk nak reza” jawaban bu hana tak membuat reza tenang.
“ tapi saya ketua osis disini bu, saya berhak tau apa yang terjadi dengan siswa disini, atau ibu dan pihak sekolah sudah tidak menginginkan saya sebagai ketua osis, saya siap mengundurkan diri” ancam reza dengan keras. Bu hana tak bisa berbuat apa-apa selain memberi tahu apa yang sebenar nya terjadi.
“ baik lah nak reza, tapi hanya nak reza saja yang tau hal ini, itu pun karna nak reza adalah ketua osis disini, mari ikut saya” mereka menuju kantin, lokasi kantin sangat tepat karna semua murid sedang belajar.
“ ayah vita menemui pihak sekolah sebelum membawa nya, dan ayah nya berkata bahwa vita harus menjalani operasi, ibu tau kedekatan mu dengan vita bagaimana, dan hari ini kamu berkeras seperti ini bukan karna kamu ketua osis kan? Tapi karna kamu sangat menyayangi nya, ibu memahami hal itu, vita anak yang baik dia pintar namun saying dia mungkin sudah tidak sekolah disini lagi, sebaik nya kamu melupakan nya, dan anggap dia tidak pernah sekolah disini”

“ tidak bu, maksud ibu apa, dengan mengatakan bahwa vita tidak akan sekolah disini lagi, dan dia akan operasi apa bu, sebenarnya dia sakit apa, apa penyakitnya tidak bisa di sembuhkan, jawab bu?” reza kembali bertanya dengan keras.
“ dia mengidap penyakit kangker paru-paru, sebaik nya kamu langsung saja menemui nya di rumah sakit nanti ibu kasih alamat nya? Ibu tidak bisa menjelaskan lebih banyak lagi.”
Setelah mendapat kan alamat rumah sakit di mana vita di operasi reza langsung menuju kesana dengan hati yang sangat kacau, harapan dan doa selalu ia ucapkan, reza tak menyangka seberat ini penderitaan vita, masih setitik kebahagiaan yang ia berikan pada nya.
Sampai di rumah sakit reza menanyakan dimana pasien operasi atas nama novita sari di rawat, dan suster rumah sakit itu mengantarkan reza keruangan vita, terlihat seorang lelaki tua duduk merenung meratapi gadis pujaan nya yang masih memakai alat pembantu pernapasan dan infus.

“ sore Om. . . bagai mana keadaan vita saat ini?” Tanya reza.
“ kamu siapa? Kamu teman nya vita?” jawab lelaki tua itu
“Iya om saya teman dekat nya vita di sekolah, bagaimana keadaan vita saat ini om?”
“ om sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi nak, setelah operasi sudah dua hari ini vita belum juga siuman, om gak tau harus berbuat apa lagi, semua om serah kan pada yang di atas, jika ingin mengambil anak om, om sudah ikhlas, dari pada om harus melihat penderitaan nya seperti ini.”
“ tidak om, vita pasti kuat menjalani nya, saya yakin vita pasti bisa sembuh, om juga harus yakin dengan kebesaran nya, yang penting kita berusaha dan berdoa buat kesembuhan vita.” Kata reza sambil memegang halus bahu ayah vita itu.
“ kamu tolong jagain vita sebentar ya, om mau keluar sebentar”
“ iya om, saya akan menjaga vita”
Kini reza hanya bisa memandang gadis yang ceria itu terbujur lemas tak berdaya, perlahan air mata reza pun tak bisa di bendung, kini reza hanya bisa berandai-andai.
“ vita… bangun vita? Aku disini, aku reza, kamu dengar aku kan?” vita tak juga siuman. Reza hanya bisa terus berdoa untuk kesembuhan vita. Bagaimanapun reza telah jatuh cinta pada vita, cinta reza tulus padanya, bagaimana pun keadaan vita reza akan tetap menerimanya.
Satu minggu lamanya vita belum juga siuman, dokter sudah katakana sebelumnya operasi ini tidak menentukan kesembuhannya, namun tidak ada salah nya jika di coba, dan selama satu minggu ini setiap pulang sekolah reza selalu berada di rumah sakit menjaga vita bahkan saat malam pun ia tidak pulang kerumahnya, orang tua reza sudah memahami kondisi anak nya sekarang, reza juga anak yang berbakti, orang tuanya tau apa yang harus di lakukan putra nya.

Jarum jam menunjukan pukul 12 malam, namun kantuk reza belum menghampirinya.
“Sebaiknya kamu tidur nak” ujar orang tua vita.melihat reza terus menantikan vita siuman hingga ia terlelap.
“ om tidur duluan saja, saya yang akan menjaga vita?”
ayah vita hanya menggelengkan kepalanya, orang tua itu melihat ketulusan cinta dan kasih sayang  reza pada putrinya, tentu ayah vita menyadari hal itu, vita dan reza sudah dewasa, kalau vita sembuh orang tua itu tak akan mengijinkan reza bersama vita, reza layak mendapat wanita yang normal dan sehat, tidak seperti vita. Itu hanya akan menambah beban reza. Pikirnya.
Jarum jam menunjukkan pukul 02 pagi, reza mulai mengantuk dan tertidur pulas. Dan ketika ia terbangun, ia terheran reza tak berada di ruangan vita, dan ketika ia keruangan vita, vita sudah tidak ada. Begitu juga dengan ayahnya. Reza bingung iya terus berteriak, “dokter…!! dokter!!” reza bingung kemana vita.
Tak lama dokter pun tiba “ pasien ini sudah pergi subuh tadi, pasien yang bernama vita sudah siuman” kata dokter itu.
“ lalu bagaimana keadaan nya dok, kenapa dia langsung pergi?” Tanya reza kebingungan.
“ kondisi vita saat siuman sangatlah baik, namun itu tak akan berlangsung lama, penyakit yang di deritanya belum sembuh total.” Jelas dokter itu.
“lalu kemana mereka pergi dok?”
“kami pihak rumah sakit tidak mengetahui kemana mereka pergi, namun ada surat untuk anda dari ayah pasien.” Kata dokter itu sembari mengambil selembar kertas di dalam jas warna putihnya.
“ nak reza, terima kasih telah menjaga vita selama ini, bapak sangat senang, ada lelaki seperti nak reza yang sangat menyayangi vita, tapi bapak tidak mau merepotkan nak reza lagi, bapak tau nak reza sangat mencintai vita, tapi ketahuilah vita bukan gadis yang normal, mungkin usia nya sudah tidak lama lagi, nak reza pantas mendapatkan wanita yang baik, normal, sehat, tidak seperti anak om vita. Dan nak reza juga masih muda, masih harus mengejar cita-cita nak reza. Om dan vita minta maaf telah merepotkan nak reza, om harap nak reza dapat melupakan vita” isi surat itu sangat memukul reza. Air mata nya terus mengalir. Langkah nya begitu berat, dia tidak menyangka ayah vita akan memisahkan mereka, padahal cintanya begitu tulus pada vita.
Ayah reza memberi bantuan kepada keluarga reza sebagai rasa terima kasihnya terhadap reza, namun reza tak menginginkan sepeserpun harta ayah nya vita. Reza hanya ingin membahagiakan vita.
Vita selalu menanyakan reza pada ayah nya “ ayah selama aku sakit, apa tidak ada yang menjengukku?” Tanya vita yang masih dalam keadaan lemas.
“ banyak nak teman-temanmu menjengukmu” jawab orang tua hamper renta itu.
“ apa reza juga menjengukku yah? Bagaimana keadaan reza yah, kenapa dia saat ini tidak ada, dia sudah janji akan menjagaku” Tanya vita, ayah nya bahkan tidak bisa menahan air mata nya, perasaan sedih anak nya akan mengganggu kesehatan nya. Ayah nya di rundung ke bimbangan, seakan ingin berbohong bahwa reza tidak pernah menjenguk, itu akan menyakiti hatinya bahkan mengganggu kesehatan nya, jika ayahnya jujur bahwa reza yang selalu menjaganya mungkin vita akan sangat bahagia, tapi itu akan membuka harapan vita. Dan akan membawa kembali reza di kehidupannya, ayah vita tak ingin membebani reza.
“ reza menjengukmu nak, tapi saat ini dia belum bisa menemuimu nak” kata ayahnya.
“ kapan reza kesini yah, aku rindu padanya, besok aku ingin kesekolah yah, boleh ya yah.?” Pinta vita punuh harapan.
“ iya vita akan sekolah, tapi vita harus sembuh dulu.” Ayahnya terus mencari alas an agar vita tidak bertemu dengan reza.
“ aku sudah sembuh yah, aku tidak sakit”
“ iya-iya lusa kita akan kesekolah ya sayang.” Ucap ayahnya, entah apa yang akan di lakukan ayahnya lusa nanti.apakah harus membawa vita kesekolah atau membuat kebohongan baru.
Kesembuhan vita semangkin membaik, ayahnya terus membuat kebohongan tentang reza, namun ayahnya tak bisa berbohong terlalu lama, vita mengetahui semuanya, bahkan tentang surat yang di tulis ayahnya untuk vino.
Reza sudah berusaha sebelum nya untuk meminta alamat rumah vita ke pihak sekolah, namun alamat yang di tuju sudah kosong, mereka sudah pindah. Sudah tidak ada harapan lagi buat reza, harapannya pupus, reza pun seperti kehilangan mentarinya, wajahnya kerap di selimuti mendung gelap. Tak ada tawa, tak ada canda, ia selalu termenung, bahkan pulang sekolah dia selalu menunggu di taman tempat yang telah di janjikan untuk bertemu vita, reza yakin suatu saat vita pasti akan menemuinya.

1 tahun kemudian.

reza telah menyelesaikan sekolahnya, namun dia bulum bisa melupakan vita, entah bagaimana keadaan vita sekarang iya tidak tau, reza berdiri di taman tempat janjian mereka, reza duduk termenung menatap indahnya langit, suasana begitu tenang, raut wajah nya seperti hujan panas, tidak ada mendung, terlihat serah namun ada hujan di dalam.
“ jangan melamun terus, nanti kamu sakit “ suara itu memecah keheningan, seorang gadis muda duduk di sebelah nya.
Reza menoleh perlahan, ia terkejut melihat mentarinya telah tiba. “kamu kemana aja aku sudah menunggumu 2 jam lo ” kata reza mengeluh.
“ iya maaf, aku telat lagi, sekarang kita kemana sayang?”
“ aku mau kepemakaman vita dulu sayang, setelah itu baru kita jalan-jalan.” Ujar reza.
“ aku ikut pak supir aja deh.” Gurau sinta. Yang tak lain adalah sepupu vita.
Kesembuhan vita tak berlangsung lama, kebohongan yang di buat oleh ayah, membuat vita syok dan memperburuk keadaan vita hingga vita harus menjalani operasi keduanya, namun nyawanya tak tertolong. Sebelum vita meninggal, vita berpesan untuk menyampaikan semuanya sama reza bahwa ia sangat mencintai reza, dan vita berpesan pada sinta untuk menjaga reza setelah ia meninggal.

*TAMAT*